Sukainfounik.com – Gunung Nglanggeran adalah sebuah gunung api purba yang terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini terbentuk sekitar 60–70 juta tahun yang lalu, pada zaman Tersier (Oligo-Miosen), dan memiliki ciri khas batuan berupa agglomerat dan breksi gunung api. Lokasinya berada di deretan Pegunungan Baturagung, menjadikannya sebagai destinasi wisata alam Yogyakarta yang unik dan menarik untuk dikunjungi.
Desa Nglanggeran dikenal sebagai salah satu desa wisata terbaik di Indonesia. Pengelola desa ini mengembangkan konsep ekowisata berkelanjutan, yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga mengangkat potensi lokal, budaya, serta kearifan masyarakat setempat.
Berbeda dari pengembangan wisata konvensional yang mengandalkan atraksi buatan, Desa Wisata Nglanggeran menjadikan suasana pedesaan sebagai daya tarik utama. Strategi ini menyasar wisatawan perkotaan yang ingin merasakan ketenangan dan kehidupan desa yang alami. Pengelola wisata juga menolak membuat atraksi yang booming secara instan, demi menjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal.
Perencanaan desa wisata ini dimulai sejak tahun 2008 dan kini menjadi contoh sukses pengembangan ekowisata di Indonesia. Dengan pendekatan inklusif, seluruh lapisan masyarakat desa mendapat manfaat ekonomi dari aktivitas pariwisata yang tidak merusak lingkungan.
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Ekowisata

Dalam mengembangkan Desa Wisata Nglanggeran, terdapat beberapa komponen penting, yaitu:
- Pengembangan objek wisata berbasis alam dan budaya.
- Penguatan kelembagaan dan partisipasi masyarakat.
- Pembangunan industri wisata lokal seperti kuliner dan kerajinan.
- Strategi pemasaran desa wisata digital.
- Pemanfaatan seni budaya dan karakter masyarakat pedesaan sebagai atraksi wisata yang otentik.
Legenda Gunung Nglanggeran
Nama “Nglanggeran” berasal dari kata “nglanggar” yang berarti melanggar. Konon, dahulu kala warga desa pernah mengundang seorang dalang untuk pentas wayang saat pesta panen. Namun, mereka bertindak ceroboh dan merusak wayang si dalang. Karena murka, sang dalang mengutuk mereka menjadi wayang dan membuangnya ke Bukit Nglanggeran.
Gunung ini dipercaya dijaga oleh sosok mistis Kyai Ongko Wijoyo dan tokoh pewayangan Punokawan. Saat malam Tahun Baru Jawa atau malam Jumat Kliwon, sebagian orang melakukan semadi di puncak Gunung Nglanggeran. Bahkan, pernah ditemukan arca mirip Ken Dedes di area ini, menambah aura mistis dan sejarah tempat ini.
Karakteristik Geologi Gunung Nglanggeran
Gunung ini terbentuk dari gunung api bawah laut yang terangkat ke permukaan dan membentuk daratan. Dengan batuan besar menjulang tinggi, area ini menjadi favorit untuk pendakian dan kegiatan spiritual.
Puncaknya adalah Gunung Gedhe, berada di ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut. Total luas kawasan ini mencapai 48 hektar, menjadikannya salah satu destinasi geowisata Yogyakarta yang penting.
Pendakian Gunung Nglanggeran: Trekking Ringan dan Pemandangan Sunset
Pendakian menuju puncak Gunung Nglanggeran memerlukan waktu sekitar dua jam. Wisatawan akan melewati jalan tanah dan lorong bebatuan sempit, serta menggunakan tali untuk memanjat beberapa bukit kecil. Di sepanjang jalur tersedia papan petunjuk yang membantu agar pengunjung tidak tersesat
Waktu terbaik untuk mendaki adalah menjelang sore hari, agar bisa menikmati pemandangan matahari terbenam dari ketinggian. Selain sebagai tempat wisata alam, Gunung ini juga cocok untuk wisata edukasi geologi dan budaya.
Dengan memadukan keindahan alam, cerita legenda, dan pengelolaan wisata yang berkelanjutan, Gunung Nglanggeran dan Desa Wisata Nglanggeran menjadi destinasi unggulan di Yogyakarta. Bagi Anda yang ingin menikmati wisata alam Yogyakarta yang berbeda, jauh dari keramaian, dan tetap memberikan makna, tempat ini adalah pilihan yang tepat.